Nama Lokal :
Kecubung (Jawa, Sunda); kacobhung (Madura);
bembe (Madura); bulutube (Gorontalo);
taruapalo (Seram); tampong-tampong (Bugis); kucubu
(Halmahera, Ternate); padura (Tidore);
karontungan, tahuntungan (Minahasa).
Uraian :
Kecubung termasuk tumbuhan jenis perdu yang
mempunyai pokok batang kayu dan tebal. Cabangnya banyak dan mengembang ke kanan
dan ke kiri sehingga membentuk ruang yang lebar. Namun demikian, tinggi dari
tumbuhan kecubung ini kurang dari 2 meter. Daunnya berbentuk bulat telur dan
pada bagian tepiannya berlekuk-lekuk tajam dan letaknya berhadap-hadapan. Bunga kecubung menyerupai terompet dan berwarna putih
atau lembayung. Buahnya hampir bulat yang salah satu ujungnya didukung
oleh tangkai tandan yang pendek dan melekat kuat. Buah kecubung, bagian
luarnya, dihiasi duri-duri dan dalamnya berisi biji-biji kecil berwarna kuning
kecoklatan. Kecubung cocok hidup di daerah dataran rendah sampai ketinggian
tanah 800 meter dpl. Selain tumbuh liar di ladang-ladang,
kecubung juga sering ditanam di kebun atau pelataran halaman rumah di pedesaan.
Perbanyakan tanaman ini melalui biji dan stek.
Khasiat untuk kesehatan untuk mengobati sakit :
Asma, reumatik, sakit pinggang, pegel linu,
bisul, eksim.
Komposisi :
Kecubung mengandung beberapa senyawa kimia,
diantaranya : hiosin, co-oksalat, zat lemak, atropin (hyosiamin) dan
skopolamin. Kecubung yang berbunga putih sering dianggap paling beracun dibanding jenis kecubung lainnya yang juga mengandung zat alkaloida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar