(Momordica charantia L.)
Nama Lokal :
Paria, pare, pare pahit, pepareh (Jawa).
Pepare, kambeh, paria (Sumatera). Paya, paria, truwuk, paita, paliak, pariak,
pania, pepule (Nusa Tenggara). Poya, pudu, pentu, paria belenggede, palia
(Sulawesi).
Uraian :
Pare banyak terdapat di daerah tropika dan
dapat tumbuh baik di dataran rendah dan dapat ditemukan tumbuh liar di tanah
terlantar, tegalan. Pare dibudidayakan atau ditanam di pekarangan dengan
dirambatkan di pagar, untuk diambil buahnya. Tanaman ini tidak
memerlukan banyak sinar matahari, sehingga dapat tumbuh subur di tempat-tempat
yang agak terlindung. Tanaman setahun, merambat atau memanjat dengan alat pembelit atau sulur berbentuk spiral, banyak bercabang, berbau tidak
enak. Batang berusuk lima, panjang 2-5 meter, yang muda berambut rapat. Daun
tunggal, bertangkai yang panjangnya 1,5-5,3 cm, letak berseling, bentuknya
bulat panjang, dengan panjang 3,5-8,5 cm, lebar 4 cm, berbagi menjari 5-7,
pangkal berbentuk jantung, warnanya hijau tua. Taju bergigi kasar sampai berlekuk menyirip. Bunga
tunggal, berkelamin dua dalam satu pohon, bertangkai panjang,
berwarna kuning. Buah bulat memanjang, dengan 8-10 rusuk memanjang,
berbintil-bintil tidak beraturan, panjangnya 830 cm, rasanya pahit. Warna buah
hijau, bila masak menjadi oranye yang pecah dengan 3 katup. Biji banyak, coklat
kekuningan, bentuknya pipih memanjang, keras. Ada 3 jenis tanaman pare, yaitu
pare gajih, pare kodok dan pare hutan. Pare gajih berdaging tebal, warnanya
hijau muda atau keputihan, bentuknya besar dan panjang dan rasanya tidak begitu
pahit. Pare kodok buahnya bulat pendek, rasanya pahit. Pare hutan adalah pare
yang tumbuh liar, buahnya kecil-kecil dan rasanya pahit. Untuk memperoleh buah
yang panjang dan lurus, biasanya pada ujung buah yang masih kecil digantungkan
batu. Daun dari pare yang tumbuh liar, dinamakan daun tundung. Daun ini
dikatakan lebih berkhasiat bila digunakan untuk pengobatan.
Daun dan buahnya yang masih muda dimakan
sebagai lalap mentah atau setelah dikukus terlebih dahulu, dimasak
sebagai sayuran, tumis, sambal goreng, gado-gado, dan sebagainya. Tanaman
ini juga dapat digunakan untuk membunuh serangga. Perbanyakan
dengan biji.
Khasiat untuk kesehatan :
Buah : batuk, radang tenggorokan, haus karena panas dalam, mata sakit dan merah, demam, malaria, pingsan karena
udara panas, menambah napsu makan, kencing manis, disentri, rematik gout,
memperbanyak air susu (ASI), datang haid sakit, sariawan, infeksi cacing
gelang.
Bunga : pencernaan terganggu.
Daun : cacingan, luka, abses, bisul, terlambat haid, sembelit,
menambah napsu makan, sakit liver, demam, melancarkan ASI,
sifilis, kencing nanah, menyuburkan rambut pada anak balita.
Akar : disentri amuba, wasir.
Biji : cacingan, impotensi, kanker.
Komposisi :
Kandungan kimia : Daun : momordisin, momordin,
karantin, asam trikosanik, resin, asam resinat, saponin, vitamin A dan C serta
minyak lemak terdiri dari asam oleat, asam linoleat, asam stearat dan
L.oleostearat. Buah : karantin, hydroxytryptamine, vitamin A, B
dan C. Biji: momordisin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar